Sunday, November 1, 2009

5. Insiden di Pesta Ulang Tahun Willy

Ulang tahun Willy sangat meriah. Pita dan balon warna-warni bertebaran di kamarnya. Makanan dan sirup serta jus buah tidak pernah kehabisan. Apalagi permen, banyak sekali.

Sesuai undangan, teman-temannya datang semua. Penampilan mereka sesuai aturan, kurang lebih sih. Soalnya masih ada bocah yang tampaknya salah kostum. Arnold sampai bersungut-sungut karena si Zorry memasang kumis mirip Zorro! Si Melanie parah, penampilannya seperti nenek sihir.

Arnold sampai pegal memutar bola matanya, “dress code-nya penyihir cilik, sayang?!”
Tapi Willy tidak keberatan dan mempersilahkan mereka masuk.

“Moran! Masuk aja,” kata Willy yang melihat Moran tidak berani masuk. Habis pakaiannya mirip badut sih…

Milly datang sesuai aturan. Dia kelihatan cantik!

“Milly, rambutmu bagus sekali!” komentar Willy. Lalu dia berbisik, “kamu pasti pakai Sisir Suka-Suka, ya?”

Milly tersipu malu sambil memegang rambut palsunya. Jangan sampai jatuh. “Willy, selamat ulang tahun ya? Ini aku kasih kadonya—Aduh jangan pegang rambutku dong?”

“Iya-iya,” kata Willy genit.

Mereka semua akhirnya mengucapkan selamat dan tidak lupa memberi kado ulang tahun. Kado-kado Willy jadinya menggunung, deh…

“Saatnya potong kue!” teriak Arnold sambil membawa kue tart segede bantal.

Di sudut kamar itu, Ares tampak cemberut. Tapi dia kemudian tersenyum ketika Arnold membagi-bagikan potongan kue. Pasti Ares sedang berniat jahat…

Benar, semua yang hadir sakit perut. Mereka bolak-balik ke toilet, mual-mual, muntah-muntah, tumbuh bisul, malah ada yang langsung pingsan. Beruntung, Willy punya obat segala anti sakit.

“Pasti, kamu yang meracuni mereka dengan kue-mu ya?” kata Ares menuduh Willy.

“Nggak mungkin!” teriak Milly. “Willy sendiri makan sampai teler.”

“Betul!” kata Arnold yang baru bangun dari pingsan.

Milly yang matanya beler, justru curiga sama Ares. “Aneh, kenapa kamu sendiri tidak makan kue-mu, hayo?”

“Nggak enak!” jawab Ares sambil membanting kue di tangannya. “Uh… oh perutku jadi sakit!!!”

“Dia pura-pura,” bisik Willy ke telinga Milly. “Sebentar…”

Willy mengambil dan memakai Sarung Tangan Kejujuran untuk mendeksi. Lalu membantu mengangkat Ares agar berdiri.

“Kamu sakit perut?”

Ares menggelengkan kepalanya.

“Kamu nggak kasih obat sakit perut, selagi kita pada sibuk kan?” tanya Willy lagi, ramah.

Ares jadi bingung dengan pertanyaan itu, mengangguk atau menggeleng ya…? Akhirnya Ares memilih lari tunggang langgang sambil diteriaki “Buuu…” oleh teman-teman Willy.

No comments:

Post a Comment