Sepulang dari rumah Ares, si Petung mendapat kejutan. Dia diundang ke pesta ulang tahun Willy. Si Petung akhirnya sibuk menyiapkan kejutan pula untuk Willy, berupa Sarung Tangan Kejujuran.
“Ini untuk apa, Petung?” tanya Willy sambil memakai sarung itu.
Si Petung berpikir sejenak, “itu untuk mendeteksi kebohongan seseorang.”
“Oh,” jawab Willy manggut-manggut.
“Kamu kurusan, ya?” komentar si Petung, menyodok perut Willy yang kempes. “Kamu harus banyak makan sayur, dan minum susu, biar sehat.”
“Petung juga tambah kempot,” kata Willy tidak mau kalah. Si Petung tertawa. Tapi aneh, si Petung kalau tertawa mulutnya ditutupi terus. Kenapa ya? Pikir Willy.
Di rumah si Petung, banyak benda-benda ajaib. Ada meja bulat yang bisa mengeluarkan aneka makanan lezat. Kursi berlengannya kalau diduduki suka teriak-teriak. Lalu ada pot bunga unik. Kalau ditaruh biji di dalamnya, biji itu langsung tumbuh besar. Dan banyak lagi. Tapi ada benda aneh yang bergerak-gerak saat si Petung sedang tertawa atau bicara.
“Petung, ini bungkusan apa, sih?” tanya Willy mengerutkan dahi.
“Jangan dipegang, Willy,” kata si Petung. “Nanti bisa gigit jari Willy.”
“Tapi kenapa bergerak-gerak terus kalau Petung sedang ngomong?” tanya Willy tambah penasaran.
“Oh, itu cuma,” kata si Petung agak bingung. “Cuma tikus sawah aja kok.”
Karena tingkah si Petung kelihatan aneh, Willy merengek sambil mengoyang-goyang lengan si Petung.
“Ayo Petung, Willy mau lihat!”
“Nggak boleh-nggak boleh, Petung malu-Petung malu!”
“Ayooo! Petung nggak boleh bohong jadi orang!”
“Iya-iya itu gigi palsu Petung!!!”
Wah, akhirnya ketahuan juga kebohongan si Petung. Ternyata bungkusan ganjil itu gigi palsu si Petung. Pantesan si Petung kelihatan lebih kempot. Si Petung jadi malu sekali… deh.
“Petung, Willy pulang dulu, ya?” Willy akhirnya berpamitan. “Sayang sekali Petung nggak bisa hadir ke ulang tahun Willy. Willy jadi sedih.”
“Hehe maaf-maaf. Petung harus ke Hutan Larangan lagi, ada urusan mendadak besok.” Si Petung beralasan.
“Baiklah kalau begitu,” kata Willy. “Tapi Petung nggak bohong kaaan???”
“Nggak-nggak,” jawab si Petung ketakutan. “Kalau Willy pake Satung Tangan Kejujuran, Petung nggak berani bohong sama Willy. Oh iya, Petung hampir lupa. Bilang sama Milly apa pesan Petung, ya?”
“Siiip,” jawab Willy paham.
Akhirnya Willy pulang membawa sarung tangan pemberian Si Petung. Dan satu lagi, Si Petung menitipkan Sisir Suka-Suka untuk dikasih ke teman Willy. Namanya Milly…
“Ini untuk apa, Petung?” tanya Willy sambil memakai sarung itu.
Si Petung berpikir sejenak, “itu untuk mendeteksi kebohongan seseorang.”
“Oh,” jawab Willy manggut-manggut.
“Kamu kurusan, ya?” komentar si Petung, menyodok perut Willy yang kempes. “Kamu harus banyak makan sayur, dan minum susu, biar sehat.”
“Petung juga tambah kempot,” kata Willy tidak mau kalah. Si Petung tertawa. Tapi aneh, si Petung kalau tertawa mulutnya ditutupi terus. Kenapa ya? Pikir Willy.
Di rumah si Petung, banyak benda-benda ajaib. Ada meja bulat yang bisa mengeluarkan aneka makanan lezat. Kursi berlengannya kalau diduduki suka teriak-teriak. Lalu ada pot bunga unik. Kalau ditaruh biji di dalamnya, biji itu langsung tumbuh besar. Dan banyak lagi. Tapi ada benda aneh yang bergerak-gerak saat si Petung sedang tertawa atau bicara.
“Petung, ini bungkusan apa, sih?” tanya Willy mengerutkan dahi.
“Jangan dipegang, Willy,” kata si Petung. “Nanti bisa gigit jari Willy.”
“Tapi kenapa bergerak-gerak terus kalau Petung sedang ngomong?” tanya Willy tambah penasaran.
“Oh, itu cuma,” kata si Petung agak bingung. “Cuma tikus sawah aja kok.”
Karena tingkah si Petung kelihatan aneh, Willy merengek sambil mengoyang-goyang lengan si Petung.
“Ayo Petung, Willy mau lihat!”
“Nggak boleh-nggak boleh, Petung malu-Petung malu!”
“Ayooo! Petung nggak boleh bohong jadi orang!”
“Iya-iya itu gigi palsu Petung!!!”
Wah, akhirnya ketahuan juga kebohongan si Petung. Ternyata bungkusan ganjil itu gigi palsu si Petung. Pantesan si Petung kelihatan lebih kempot. Si Petung jadi malu sekali… deh.
“Petung, Willy pulang dulu, ya?” Willy akhirnya berpamitan. “Sayang sekali Petung nggak bisa hadir ke ulang tahun Willy. Willy jadi sedih.”
“Hehe maaf-maaf. Petung harus ke Hutan Larangan lagi, ada urusan mendadak besok.” Si Petung beralasan.
“Baiklah kalau begitu,” kata Willy. “Tapi Petung nggak bohong kaaan???”
“Nggak-nggak,” jawab si Petung ketakutan. “Kalau Willy pake Satung Tangan Kejujuran, Petung nggak berani bohong sama Willy. Oh iya, Petung hampir lupa. Bilang sama Milly apa pesan Petung, ya?”
“Siiip,” jawab Willy paham.
Akhirnya Willy pulang membawa sarung tangan pemberian Si Petung. Dan satu lagi, Si Petung menitipkan Sisir Suka-Suka untuk dikasih ke teman Willy. Namanya Milly…
No comments:
Post a Comment